8 Jenis PUPUK ORGANIK, Solusi Cerdas untuk Tanah dan Tanaman

Eiji

Jenis jenis pupuk organik – Pertanian adalah salah satu dari sektor yang paling penting dalam perekonomian suatu negara, karena sebagian besar dari masyarakatnya masih bergantung pada hasil bumi. Salah satu dari faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil panen yaitu pada saat pemilihan jenis pupuk yang tepat. Dalam hal yang satu ini, pupuk organik bisa menjadi salah satu pilihan yang sangatlah tepat bagi para petani.

Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan bahan alami yakni seperti kompos, tulang, dan juga sisa tanaman. Kelebihan dari pupuk organik ini yaitu mempunyai manfaat yang baik untuk kualitas tanah dan juga untuk meningkatkan pertumbuhan pada tanaman.

Penerapan pupuk organik ini juga akan membantu mengurangi dampak negatif bagi lingkungan dan juga untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem alam. Dalam artikel pada kali ini akan membahas mengenai jenis-jenis pupuk organik dan juga manfaat yang bisa kita ambil dari penggunaan pupuk organik.

Jenis Jenis Pupuk Organik

1. Pupuk kandang

Pupuk kandang merupakan jenis pupuk organik yang sering sekali digunakan oleh para petani karena mudah didapatkan dan juga murah bahkan gratis. Sumber pupuk ini berasal dari kotoran hewan ternak ataupun kotoran unggas seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan juga ayam.

Jenis pupuk organik yang satu ini efektif dalam menyuburkan tanah dan juga tumbuhan karena mempunyai banyak unsur hara ataupun nutrisi makro seperti fosfor, nitrogen, dan juga kalium, serta unsur mikro seperti magnesium, sulfur, kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan juga unsur tembaga.

Baca Juga :  Pupuk Ramah Lingkungan Kontribusi APG Pupuk Indonesia dalam Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan

2. Pupuk hijau

Pupuk hijau merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berbahan dasar dari tanaman atau tumbuh tumbuhan hijau. Tanaman ini akan dimanfaatkan sebagai pupuk hijau yang bisanya berasal dari tanaman hasil sisa panen ataupun tanaman biasa yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk.

Jenis tanaman apapun sebenarnya bisa untuk dijadikan sebagai pupuk hijau. Namun, jenis dari kacangan-kacangan lebih sering sekali digunakan petani karena tanaman ini mempunyai kandungan nitrogen yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis tanaman yang lainnya.

3. Pupuk kompos

Pupuk kompos ini terbentuk dari sisa bahan organik yang biasanya berasal dari limbah organik rumah tangga seperti berasal dari tumbuhan, hewan, dan juga limbah organik secara alami dengan cara dekomposisi atau dengan fermentasi. Materi yang akan diuraikan dengan melalui proses biologis ini akan melibatkan bantuan dari mikroorganisme (jamur, bakteri, atau kapang) dan juga makroorganisme (cacing tanah).

4. Pupuk hayati

Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis (biofertilizer) merupakan jenis pupuk yang bekerja dengan memanfaatkan dari organisme hidup. Pupuk yang satu ini bukanlah pupuk biasa yang secara langsung akan meningkatkan kesuburan tanah dengan hanya menambahkan nutrisi ke dalam tanah saja.

Meskipun jika berdasarkan dengan elemen pembentuknya tidak termasuk golongan dari pupuk organik, karena melalui proses rekayasa atau proses buatan, banyak orang yang menganggap pupuk yang satu ini sebagai pupuk organik. Fungsi dari pupuk yang satu ini antara lain untuk membantu memperbaiki struktur dari tanah dan juga memproduksi nutrisi dari bagi tanah dan juga tanaman, serta untuk memangkas pertumbuhan dari parasit bagi tanaman.

5. Humus

Humus merupakan unsur organik yang berasal dari proses dekomposisi atau proses pelapukan dari daun-daunanan atau ranting tanaman yang nantinya akan membusuk. Selain dari dedaunan atau ranting pohon yang berjatuhan, untuk bisa membuat pupuk humus ini diperlukan bahan baku seperti limbah dari pertanian dan juga peternakan, makanan, kayu, atau pun dari sampah rumah tangga.

Baca Juga :  Pupuk Organik Buatan Sendiri Panduan Praktis untuk Membuat Pupuk dari Bahan Organik TerjangkauPanduan Praktis untuk Membuat Pupuk dari Bahan Organik Terjangkau

Humus bisa untuk membantu meningkatkan kadar air dari tanah, mencegahnya erosi, serta untuk mempercepat proses penghancuran senyawa beracun yang ada di dalam tanah.

6. Pupuk Serasah

Pupuk serasah ini jenis pupuk alami yang mempunyai senyawa berbasis karbon yang terbuat dari limbah organik nabati ataupun dari komponen tanaman yang sudah tidak terpakai lagi yang nantinya akan berubah warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan juga rumput.

Selain bisa membantu untuk menyuburkan tanah, pupuk serasah juga bermanfaat dalam menjaga kelembaban dan juga tekstur dari tanah agar tetap baik dan juga untuk mencegah penyakit pada tanaman akibat dari air hujan.

7. Pupuk organik cair

Pupuk yang satu ini terbuat dari urin ternak ataupun dari hasil proses fermentasi bahan-bahan organik yakni seperti buah-buahan busuk dan juga bahan pupuk organik lainnya. Pupuk organik cair ini biasanya digunakan hanya sebagai pelengkap saja dengan cara disemprotkan ke daun atau pun disiramkan pada permukaan tanah yang ada di dekat tanaman.

Pada umumnya, bahan baku untuk pembuatan pupuk yang satu ini sama dengan pupuk organik lainnya yang sifatnya berbentuk padat. Namun, pupuk jenis yang ini ditambahkan air dengan proses perendaman serta dengan beberapa proses yang lainnya, sehingga akan menghasilkan pupuk cair.

8. Pupuk guano

Pupuk guano merupakan jenis pupuk organik yang biasanya dihasilkan dari kotoran kelelawar atau pun guano. Kotoran tersebut biasanya mengendap lama di dalam gua dan akan bercampur dengan tanah serta sebuah bakteri pengurai di dalam sarang kelelawar.

Manfaat dan Kelebihan Pupuk Organik

  • Bisa meningkatkan kualitas dari tanah.
  • Dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah.
  • Menambah nutrisi dari tanah.
  • Digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman.
  • Bisa mengurangi resiko penyakit pada tanaman.
Baca Juga :  Optimasi Nutrisi Tanaman: Metode Pemberian Pupuk yang Efektif untuk Hasil Panen Maksimal

Itulah tadi artikel mengenai jenis pupuk organik, penggunaan pupuk organik bisa untuk membantu mengurangi dampak negatif bagi lingkungan dan juga mempertahankan keseimbangan ekosistem alam. Oleh karena itulah, penerapan pada pupuk organik mesti dilakukan dengan cara yang benar dan teratur agar bisa menghasilkan apa yang diharapkan bisa tercapai.

Artikel Terkait

Bagikan:

Tags